Kamis, 17 Januari 2013

ASKEP GAGAL GINJAL KRONIK

Bab 1
Pendahuluan
a.     Latar belakang
 ginjal merupakan organ terpenting bagi kehidupan manusia . tanpa ginjal kita tidak akan dapat melakukan sekresi urine. banyak orang yang sering melalaikan fungsi kerja organ ini. dengan tidak menjaga kesehatan, pola hidup yang tidak teratur, jarang minum dsb. dari hasil penelitian banyak orang dewasa yang terkena gagal ginjal kronik. oleh karena itu kita dari sekarang harus sadar akan menjaga kesehatan organ kita, terutama ginjal.
b.    Rumusan masalah
-          Apakah yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik
-          Bagaimana etiologi, dan tanda gejala dari gagal ginjal kronik
-          Bagaimana patofisiologi dari penyakit GGK
-          Bagaimana komplikasi serta penatalaksanaan dari gagal ginjal kronik
-          Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik
c.      Tujuan
-          Untuk  mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik
-          Untuk mengetahui etiologi,dan tanda gejala dari gagal kronik
-          Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit GGK
-          Untuk mengetahui komplikasi serta penantalaksanaan dari gagal ginjal kronik
-          Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari penyakit gagal ginjal kronik
Bab 2
Tinjauan  Pustaka
a.     Definisi
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindroma klinis yang disebab kan oleh penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun berlangsung progresif dan cukup lanjut.
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia ( Smaltzer, 2001:1448).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronis adalah kondisi dimana ginjal tidak mampu mengeluarkan sisa-sisa metabolik  dan kelebihan air dari darah yang disebabkan oleh hilangnya sejumlah nefron fungsional yang bersifat irreversible.
b.    Anatomi fisiologi
Setiap manusia memiliki saluran kemih yang terdiri dari ginjal yang terus menerus menghasilkan urine, dan berbagai saluran dan reservoir yang dibutuhkan untuk membawa urine keluar tubuh. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak dibagian belakang abdomen atas, di belakang peritonium, didepan dua iga terakhir, dan tiga otot besar tranversum abdominis, kuadratus tumborum,dan psoas mayor.ginjal terlindung dengan baik dari trauma langsung disebelah posterior dilindungi oleh iga, dianterior dilindungi oleh bantalan usus yang tebal. 9 Price, 2005:867-868)

Anatomi Fisiologi Ginjal
Pada orang dewasa, panjang ginjal adalah sekitar 12 sampai 13 cm (4,7 hingga 5,1 inci), lebarnya 6 cm (2,4 inci), tebalnya 2,5 cm (1 inci), dan beratnya sekitar 10 gram. Perbedaan panjang dari kutub kekutub kedua ginjal (dibandingkan dengan pasangannya) yang lebih dari 1,5 cm (0,6 inci)
Ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10 sampai 12 inci (25 hingga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesika urinaria. Fungsi satu-satunya ureter adalah menyalurkan kevesika urinaria.
Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis, terletak dibelakan simpisis pubis vesika urinaria mempunyai 2 muara: dua dari ureter dan satu menuju uretra. Dua fungsi vesika urinaria adalah sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh dan berfungsi  mendorong urine keluar tubuh (dibantu oleh uretra).
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari vesika urinaria sampai keluar tubuh. (Price, 2005: 867-869).
Didalam nefron terjadi pembentukan urine yang terdiri dari 3 tahap yaitu, filtrasi glomerulus, reabsorpsitubulus dan sekresi tubulus
c.      Tanda dan gejala
·         Wajah terlihat pucat
·         oedema anasarka
·         malaise
·         nafas terasa sesak
·         gatal-gatal
·         keluar darah dari hidung
·         turgor kulit kering
·         rambut kusam dan kemerahan
·         tremor
·         hipertensi
d.    Etiologi
Gagal ginjal kronik dapat timbul dari hamper semua penyakit. Apapun sebabnya, dapat menimbulkan perburukan fungsi ginjal secara progresif.
Dibawah ini terdapat beberapa penyebab gagal ginjal kronik.
a.      Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan – perubahan stuktur pada arteriol diseluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi (sklerosis) didingding pembuluh darah. Organ sasaran utama organ ini adalah jantung, otak, ginjal dan mata.
Pada ginjal adalah akibat aterosklerosis ginjal akibat hipertensi lama menyebabkan nefrosklerosis begina. Gangguan ini merupakan akibat langsung dari iskemia renal. Ginjal mengecil, biasanya simetris dan permukaan berlubang – lubang dan berglanula. Secara histology lesi yang esensial adalah sklerosis arteri arteri kecilserta arteriol yang paling nyata pada arteriol eferen. Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron rusak (price, 2005:933).
b.      Glomerulonefritis
Glomerulonefritis terjadi karena adanya peradangan pada glomerulus yang diakibatkan karena adanya pengendapan kompleks antigen antibody. Reaksi peradangan diglomerulus menyebabkan pengaktifan komplemen, sehingga terjadi peningkatan aliran darah dan peningkatan permeabilitas kapiler glomerulus dan filtrasi glomerulus. Protein-protein plasma dan sel darah merah bocor melalui glomerulus. Glomerulonefritis dibagi menjadi dua yaitu:
1)      Gomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak.
2)      Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah pradangan yang lama dari sel-sel glomerulus. (Price, 2005. 924)
c.       Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)
Nefritis lupus disbabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang terperangkap dalam membrane basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan. Perubahan yang paling dini sering kali hanya mengenai sebagian rumbai glomerulus atau hanya mengenai beberapaglomerulus yang tersebar. (Price, 2005:925)
d.      Penyakit Ginjal Polikistik
Penyakit ginjal polikistik (PKD) ditandai dengan kista-kista multiple, bilateral,dan berekspansi yang lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal akibat penekanan.semakin lama ginjal tidak mampu mempertahankan fungsi ginjal, sehingga ginjal akan menjadi rusak (GGK) (Price, 2005:937)
e.       Pielonefritis
Pielonefritis adalah infeksi yang terjadi pada ginjal itu sendiri. Pielonefritis itu sendiri dapat bersifat akut atau kronik. Pielonefritis akut juga bias terjadi melalui infeksi hematogen. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang-ulang dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau repluks vesikoureter. (Price, 2005: 938)
f.       Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah penyebab tunggal ESRD yang tersering, berjumlah 30% hingga 40% dari semua kasus. Diabetes mellitus menyerang struktur dan fungsi ginjal dalam bentuk. Nefropati diabetic adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi diginjal pada diabetes mellitus (Price, 2005:941). Riwayat perjalanan nefropati diabetikum dari awitan hingga  ESRD dapat dibagi menjadi lima fase atau stadium:
1)      Stadium 1 (fase perubahan fungsional dini) ditandai dengan hifertropi dan hiperfentilasi ginjal, pada stadium ini sering terjadi peningkatan GFR yang disebabkan oleh banyak factor yaitu, kadar gula dalam darah yang tinggi, glucagon yang abnormal hormone pertumbuhan, efek rennin, angiotensin II danprostaglandin.
2)      Stadium 2  (fase perubahan struktur dini) ditandai dengan penebalan membrane basalis kapiler glomerulus dan penumpukan sedikit demi sedikit penumpukan matriks mesangial.
3)      Stadium 3 (Nefropati insipient)
4)      Stadium 4 (nefropati klinis atau menetap)
5)      Stadium 5 (Insufisiensi atau gagal ginjal progresif)
e.      Pemeriksaan penunjang
-          Radiology
-          Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal ( adanya batu atau adanya suatu obstruksi ). Dehidrasi karena proses diagnostic akan memperburuk keadaan ginjal, oleh sebab itu penderita diharapkan tidak puasa.
-          Intra Vena Pielografi (IVP)
Untuk menilai system pelviokalisisdan ureter.
-          USG
 Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal, kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih dan prostat.
-             EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia)
no
item
data
Nilai normal
interpretasi
1
Berat Badan
56 Kg
46,8 Kg
Tidak normal
2
Blood Preasure (Tekanan Darah)
160/100 mmHg
90 – 110 / 60 - 97 mmHg
Tidak Normal (Hipertensi)
3
Heart Rate / Nadi
96x/ menit
60 - 100 x/menit
Normal
4
Respirasi Rate ( RR )
24x /menit
12 - 20 x/menit
Tidak Normal
5
Hemoglobin
8.00 gr%
9,5 - 12,5 gr%
Tidak Normal (Anemia)
6
Ureum
312
20 – 40 mg
Tidak Normal
7
Kreatinin
3,1
0,6 – 1,5 mg/dl
Tidak Normal
f.      Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Semua factor yang berperan dalam terjadinya gagal ginjal kronik dicari dan diatasi.
Adapun penatalaksanaannya yaitu : Penatalaksanaan konservatif, Meliputi pengaturan diet, cairan dan garam, memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa, mengendalikan hipertensi, penanggulangan asidosis, pengobatan neuropati, deteksi dan mengatasi komplikasi. Dan penatalaksanaan pengganti diantaranya dialysis (hemodialisis, peritoneal dialysis) transplantasi ginjal.
*      Selain itu tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dan mencegah komplikasi yaitu sebagai berikut :
·         Dialisis
Dialysis dapat dlakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialysis memperbaiki abnormalitas biokimia, menyebabkan cairan, protein, dan natrium dapat dikonsumsi sevara bebas, menghilangkan kecenderungan pendarahan, dan membantu menyembuhkan luka.
·         Koreksi hiperkalemi
Mengendalikan kalium darah sangat penting karena hiperkalemi dapat menimbulkan kematian mendadak. Hal yang pertama harus diingat adalah jangan menimbulkan hiperkalemia. Selain dengan pemeriksaan darah, hiperkalemia juga dapat didiagnosis dengan EEG dan EKG. Bila terjadi hiperkalemia, maka pengobatannya adalah dengan mengurangi intake kalium, pemberian Na Bikarbonat, dan pemberian infuse glukosa.
·         Koreksi anemia
Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb. Transfusi darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, missal pada adanya insufisiensi koroner.
·         Koreksi asidosis.
Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus dihindari. Natrium bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Hemodialisis dan dialysis peritoneal dapat juga mengatasi asidosis
·         Pengendalian hipertensi
Pemberian obat beta bloker, alpa metildopa, dan vasodilator dilakukan. Mengurangi intake garam dalam mengendalikan hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi natrium.
·         Transplantasi ginjal
Dengan pencangkokan ginjal yang sehat ke pasien GGK, maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.
  Komplikasi
1.      Hiperkalemia
tingginya kandungan kalium di dalam darah. Dan tingginya kandungan kalium di dalam darah dapat menimbulkan kematian mendadak, jika tidak ditangani dengan serius.
2.      Perikarditis,efusi perikardial
Akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3.      Hipertensi
4.      Anemia
5.      Penyakit tulang
Akibat kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal
 Asuhan keperawatan
*    Pengkajian
Nama                           : Ny B
Umur                           : 86 Tahun
Jenis kelamin               : perempuan
Agama                         : islam
Suku bangsa                 : jawa
Pekerjaan                     : -
Alamat                         : jl kusuma bangsa no 03 Bekasi Barat
Status                          : Janda
Penanggung jawab
Nama                           : Tn A
Alamat                         : Jl veteran no 45 jakarta
Pekerjaan                     : PNS
Status                          : Anak kandung
*    Keluhan Utama
·         Klien mengeluh lemas
·         Klien mengeluh cepat capek
·         Klien mengeluh sesak napas
·         Klien mengeluh tremor
·         Klien mengeluh gatal-gatal seluruh tubuh
·         Klien mengeluh sering keluar darah dari hidung
·         Klien mengatakan tekanan darah tinggi
*    Riwayat Penyakit sekarang
Ny B seorang janda 86 th datang ke unit hemodialisis. Saat datang muka klien tampak pucat, oedema anasarka, dan mengeluh lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh cepat capek dan napas terasa sesak saat aktivitas dan diikuti tremor, gatal-gatal seluruh tubuh, sering keluar darah dari hidung, kulit tampak kering dan banyak yang mengelupas,rambut tampak kusam dan kemerahan
*      Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi ( tekanan darah tinggi ) sejak 15 tahun yang lalu dan tidak terkontrol dan dia telah melakukan hemodialisis sejak 2 tahun yang lalu. Pemeriksaan tekanan darah terakhir 160/100 mmHg.
*      Riwayat kesehatan keluarga
Ny B menceritakan bahwa beliau mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak 15 tahun yg lalu. Dan ibu dari Ny B pun dulu semasa hidupnya mengidap penyakit hipertensi juga.               


*    Pemeriksaan fisik
*      Tanda tanda vital
-          Tekanan Darah                  : 160/90 mmHg
-          Nadi                                  : 96 x /menit
-          RR                                     : 24 x /menit
*      fisik
-          Kulit                                  : turgor kulit kering, mudah mengelupas
-          Rambut                             : rambut kusam dan warna kemerahan           
-          Mata                                  :Pada klien GGK mata mengalami pandangan kabur .
-          THT                                   :Pada GGK telinga hidung dan tenggorokan tidak mengalami gangguan pada mulut ditemukan adanya perdarahan pada gusi dan lidah.
-           Pada thorax dan abdomen.
Pada pemeriksaan abdomen dan thorak ditemukan adanya nyeri pada dada dan abdomen ditemukan disternsi perut (asietas atau penumpukan cairan, pembesaran heper pada stadium akhir).
-           Sistem kardiovaskuler.
GGK berlanjut menjadi tekanan darah tinggi, detak jantung menjadi irregular
        ( termasuk detak jantung yang mengancam kehidupan atau terjadi fibrilasi), pembengkakan, gagal ginjal kongestif.
-          Sistem genitourinaria.
Karena ginjal kehilangan kesanggupan mengekskresi natrium, penderita mengalami retensi natrium dan kelebihan natrium sehingga penderita mengalami iritasi dan menjadi lemah. Pengeluaran urine mengalami penurunan serta mempengaruhi komposisi kimianya, berkurangnya frekwensi kencing, urine sedikit, urine tidak ada pada gagal ginjal, perut mengembung, diare atau justru sulit BAB, perubahan warna urine misalnya :
Kuning, coklat, merah, gelap, urin sedikit dan beda negative
.
-          Sistem gastrointestinal.
Pada saluran pencernaan terjadi peradangan ulserasi pada sebagaian besar alat pencernaan. Gejala lainnya adalah terasa metal di mulut, nafas bau amonia, nafsu makan menurun, mual muntah, perut mengembung, diare atau justru sulit BAB.

-          Sistem neuromuscular
Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral. Klien sering terjadi kejang ( tremor)
-          Sistem kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam / peningkatan aktivitas sistem rennin-angiotensin-aldosteron. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis, efusi pericardial,penyakit jantung koroner akibat ateroskelerosisyang timbul dini, serta gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi.
-          Sistem perkemihan
Penurunan urine output < 400 ml / hari
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Data focus
Data objek
Data subjek
klien tampak terengah-engah
Klien mengeluh sesak napas
Klien terlihat gelisah
Klien mengatakan tekanan darah tinggi
Klien tampak menggaruk-garuk kulit
klien tamapak memegangi kulit
Klien mengeluh gatal-gatal
Klien tampak pucat
Klien mengeluh lemas
Klien tampak tidak bertenaga
Klien mengeluh mudah capek
B.      Analisa data
 Data
Etiologi
Masalah
Ds : klien mengeluh sesak napas
Do : klien tampak terengah-engah saat bernapas
Oedema anasarka

sesak napas

Karena ada tek. Pd organ paru
Ketidakefektifan pola napas
Gangguan pola napas
Ds : klien mengatakan tekanan darahnya tinggi
Do : saat dikaji TD 160/100 mmHg
Hipertensi
Kecilnya pembuluh darah

Suplai oksigen

hipoperfusi    ketidakefektifan perfusi renal

Produksi hormone rennin

aktifnya angiotensin 1

berubah menjadi angiotensin 2

Vasokontriksi
Ketidakefektifan perfusi renal
Ds : klien mengeluh gatal-gatal
Do : klien tampak menggaruk-garuk kulit
Klien tamapak memegangi kulit
Oedema anasarka

Ureum

Terjadi penumpukan urokrum pd kulit

Gangguan integritas kulit

Kulit gatal-gatal & mengelupas
Gangguan integritas kulit
C.    Diagnosa Keperawatan
Dx 1    : ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan adanya tekanan pada organ paru akibat oedema anasarka.
Dx 2    :ketidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan hipoperfusi akibat hipertensi
Dx 3    : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penumpukan urokrum akibat oedema anasarka
D.    Intervensi
NO
Dx kep
Tujuan dan KH
intervensi
rasional
Ttd
1
1
Selama dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien: -dapat bernapas dengan lega
-pola napas kembali normal
-napas tidak terengah-engah
Mandiri :
-          Observasi pola napas
-          Ajarkan pola  napas dalam
-          Berikan posisi semiflowler
Kolaborasi :
-          Berikan oksigen sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien
-          Agar perawat dapat membantu menegakkan diagnosa dan mengetahui pola napas klien
-          Untuk melatih pernapasan agar mengurangi sesak
-          Agar pasien dapat merasa nyaman
-          Membantu memudahkan klien untuk bernapas
2
2
Selama dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien:
-Tekanan darah kembali normal 120/80 mmHg
Mandiri :
-          Pantau tekanan darah
-          Kaji lingkungan
-          Pertahankan pembatasan aktivitas ( di tempatan tidur atau kursi)
-          Lakukan tindakan -tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
-          Ajarkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
Kolaborasi dengan tim medis :
-          Berikan obat diuretik tiazid
Kolaborasi dengan tim gizi:
-          Berikan diet rendah garam dan diet rendah kolesterol
-          Agar dapat mengetahui perubahan tekanan darah darah pada klien
-          Supaya klien dapat merasa rileks
-          Untuk menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah dan perjalanan penyakit hipertensi
-          Untuk mengurangi ketidak nyamanan dan dapat menurunkan rangsangan simpatis
-          Dapat menurunkan rangsangan yang dapat menimbulkan stres, membuat efek tenang sehingga menurunkan tekanan darah

-          Tiazid di gunakan untuk menurunkan tekanan darah pasien
Diuretiknya memperkuat agen- agen hipertensif lain dengan membatasi retensi cairan.
-          Untuk menjaga tekanan darah agar stabil 
3
3
Selama dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien:
-tidak mengeluh gatal-gatal lagi
Mandiri :
-          Kaji terhadap kekeringan kulit, dan infeksi
-          Gunting kuku pertahankan kuku terpotong bersih
Kolaborasi
-          Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan
-          Perubahan mungkin disebabkan oleh penurunan aktivitas kelenjar keringat atau pengumpulan kalsium dan posfat pada lapisan kutancus
-          Area-area ini sangat mudah terjadinya infeksi
-          Mengurangi stimulus gatal pada kulit
E.     Implementasi hari-1
No
Dx kep
.Implementasi
Respon klien
Ttd
1
1
-          Mengobservasi pola napas 
-          Mengajarkan pola napas dalam
-          Memberikan posisi semiflowler
-          Memberikan  oksigen sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien
Do :pola napas klien belum teratur
Ds :klien mengatakan napasnya masih sesak
Do: klien tampak kooperatif terhadap anjuran perawat
Ds: pasien mengatakan napasnya sedikit lega
Do: klien terlihat nyaman
Ds: klien mengatakan merasa nyaman
Do:klien tampak kooperatif
Ds: klien mengatakan napasnya agak lancar
2
2
-          Memantau tekanan darah
-          mengkaji lingkungan
-          mempertahankan pembatasan aktivitas ( di tempat tidur atau kursi)
-           
-          melakukan tindakan –tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
-          mengajarkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
Kolaborasi dengan tim medis :
-          memberikan obat diuretiktiazid
Kolaborasi dengan tim gizi:
-          memberikan diet rendah garam dan diet rendah kolesterol
-           
Do : klien tampak kooperatif
Ds :
Do: klien terlihat  rileks
Ds: klien mengatakan merasa nyaman
Do:klien tampak sedikit stres dan kurang tenang
Ds: klien mengatakan dirinya kurang tenang dan sedikit mengalami stres
Do: klien tampak sedikit rileks
Ds: klien mengatakan sedikit  merasa rileks
Do: klien tampak kooperatif
Ds: klien mengatakan sudah sedikit bisa untuk berimajinasi
Do: saat dikaji Tekanan Darah : 140/90  mmHg.
Ds:
Do: klien tampak kooperatif
Ds:
3
3
Mandiri :
-          mengkaji terhadap kekeringan kulit, dan infeksi
-          Menggunting kuku & mempertahankan kuku terpotong bersih
Kolaborasi
-          memberikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan
Do :saat dikaji kulit klien tampak kering kemerahan
Ds :
Do : klien tampak kooperatif terhadap perawat
Ds : klien mengatakan merasa nyaman.
Do : klien tampak kooperatif
Ds : klien mengatakan gatal-gatal sedikit berkurang.
F.     EVALUASI HARI KE 1
NO.
DX KEP
EVALUASI
TTD
1
DX 1
S:    -     klien mengatakan napasnya masih sesak
-          pasien mengatakan napasnya sedikit lega
O:   -     pola napas klien belum teratur
A:   -     masalah belum teratasi
P:   -      intervensi di lanjutkan
2
DX 2
S:    -     klien mengatakan dirinya kurang tenang dan sedikit mengalami stres
-          klien mengatakan sedikit  merasa rileks
-          klien mengatakan sudah sedikit bisa untuk berimajinasi
O:   -     klien tampak sedikit stres dan kurang tenang
-          klien tampak sedikit rileks
-          saat dikaji Tekanan Darah : 140/90  mmHg.
A:   -     masalah belum teratasi
P:   -     intervensi di lanjutkan
3
DX3
S:  -     klien mengatakan masih merasa gatal-gatal pada kullitnya
O: -      kulit klien tampak kering kemerahan
A: -      masalah belum teratasi
P:        intervensi di lanjutkan
IMPLEMENTASI HARI-2
No
Dx kep
.Implementasi
Respon klien
Ttd
1
1
-          Mengobservasi pola napas 
-          Mengajarkan pola napas dalam
-          Memberikan posisi semiflowler
-          Memberikan  oksigen sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien
Do :pola napas klien tampak sudah teratur
Ds :klien mengatakan napasnya sudah tidak sesak
Do: klien tampak kooperatif terhadap anjuran perawat
Ds: pasien mengatakan napasnya sudah lega
Do: klien terlihat nyaman
Ds: klien mengatakan merasa nyaman
Do:klien tampak kooperatif
Ds: klien mengatakan napasnya sudah lancar
2
2
-          Memantau tekanan darah
-          mengkaji lingkungan
-          mempertahankan pembatasan aktivitas ( di tempat tidur atau kursi)
-          melakukan tindakan –tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
-          mengajarkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan.
Kolaborasi dengan tim medis :
-          memberikan obat diuretiktiazid
Kolaborasi dengan tim gizi:
-          memberikan diet rendah garam dan diet rendah kolesterol
-           
Do : klien tampak kooperatif
Ds :
Do: klien terlihat  rileks
Ds: klien mengatakan merasa nyaman
Do:klien tampak tidak stres lagi dan sudah merasa tenang
Ds: klien mengatakan dirinya sudah merasa tenang dan tidak mengalami stres lagi
Do: klien tampak sudah rileks
Ds: klien mengatakan sudah  merasa rileks
Do: klien tampak kooperatif
Ds: klien mengatakan sudah bisa untuk berimajinasi
Do: saat dikaji Tekanan Darah : 120/80  mmHg.
Ds:
Do: klien tampak kooperatif
Ds:
3
3
Mandiri :
-          mengkaji terhadap kekeringan kulit, dan infeksi
-          Menggunting kuku & mempertahankan kuku terpotong bersih
Kolaborasi
-          memberikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan
Do :saat dikaji kulit klien  sudah tidak tampak kering kemerahan lagi
Ds :
Do : klien tampak kooperatif terhadap perawat
Ds : klien mengatakan merasa nyaman.
Do : klien tampak kooperatif
Ds : klien mengatakan gatal-gatal sudah berkurang.
EVALUASI HARI KE 2
NO.
DX KEP
EVALUASI
TTD
1
DX 1
 S:    -     klien mengatakan napasnya sudah tidak lagi sesak
-          pasien mengatakan napasnya sudah lega
O:   -     pola napas klien tampak sudah teratur
A:   -     masalah  teratasi
P:   -      intervensi di hentikan
2
DX 2
S:    -     klien mengatakan dirinya sudah merasatenang dan  tidak mengalami stres lagi
-          klien mengatakan sudah merasa rileks
-          klien mengatakan sudah bisa untuk berimajinasi
O:   -     klien tampak tidak stress lagi dan sudah mulai tenang
-          klien tampak sudah rileks
-          saat dikaji Tekanan Darah : 120/80  mmHg.
A:   -     masalah teratasi
P:   -     intervensi di hentikan
3
DX3
 S:  -     klien mengatakan sudah tidak lagi merasa         
             gatal-gatal pada kulitnya
O: -      kulit klien sudah tidak tampak kering kemerahan
A: -      masalah teratasi
P:        intervensi di hentikan
BAB IV
Penutup
A.   Kesimpulan
Gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
Penyebab
• Infeksi misalnya pielonefritis kronik
• Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
• Penyakit vaskuler hipertensif
• Gangguan jaringan penambung
• Gangguan kongenital dan herediter
• Penyakit metabolic
• Nefropati toksik
• Nefropati obstruktif
Tanda dan gejala
·         Wajah terlihat pucat
·         oedema anasarka
·         malaise
·         nafas terasa sesak
·         gatal-gatal
·         keluar darah dari hidung
·         turgor kulit kering
·         rambut kusam dan kemerahan
·         tremor
·         hipertensi
Komplikasi
• Hiperkalemia
• Asidosis metabolic
Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti yang paling baik, akan tetapi mempunyai beberapa kendala seperti keterbatasan donor, biaya mahal, efek samping obat-obatan imunosupresi dan rejeksi kronik yang belum bisa diatasi. Keuntungan transplantasi ginjal ialah menghasilkan rehabilitas paling baik dibandingkan dialysis.
B.     Saran
Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon  perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit gagal ginjal kronis menjadi bekalkan dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Supartondo. ( 2001 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI